Rabu, 27 November 2013

EKOSISTEM DAN PELASTARIAN SUMBER DAYA HAYATI




Makhluk hidup dengan lingkungan merupakan satu kesatuan fungsional yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya disebut ekosistem. Ekosistem tersusun dari komponen biotik (berbagai makhluk hidup) dan komponen abiotik. Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik komponen biotik dan abiotik dalam ekosistem disebut ekologi. Dalam suatu ekosistem, hubungan antarkomponen berlangsung sangat erat dan saling memengaruhi. Oleh karena itu gangguan atau kerusakan pada salah satu komponen dapat menyebabkan kerusakan seluruh ekosistem. Manusia merupakan komponen ekosistem yang dapat berpotensi sebagai penyelamat dan perusak ekosistem. Tentu kamu dapat memberi contoh berbagai aktivitas manusia yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan ekosistem dan lingkungan hidup. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman hayati. Namun kekayaan keanekaragaman hayati ini terancam rusak dan punah akibat aktivitas alamiah maupun karena campur tangan manusia. Perubahan lingkungan yang mengancam kelestarian keanekaragaman hayati akibat campur tangan manusia misalnya penebangan hutan, penangkapan ikan di laut dengan cara-cara terlarang, penambangan liar, dan pendirian berbagai industri berat. Oleh karena itu diperlukan berbagai upaya untuk melestarikan sumber daya alam hayati di Indonesia.


A Komponen Penyusun Ekosistem

Ekosistem merupakan kesatuan struktural dan fungsional antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem dibentuk oleh kumpulan berbagai macam makhluk hidup beserta benda-benda tak hidup. Semua makhluk hidup yang menyusun suatu ekosistem disebut komponen biotik. Sedangkan benda-benda tak hidup dalam suatu ekosistem disebut komponen abiotik. Di dalam ekosistem, komponen abiotik dan komponen biotik saling memengaruhi.


1. Komponen Biotik
Komponen biotik suatu ekosistem meliputi berbagai jenis makhluk hidup. Berdasarkan fungsi atau tingkatan trofiknya, komponen biotik dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu produsen, konsumen, dan dekomposer (pengurai). Produsen adalah makhluk hidup yang dapat menghasilkan makanan sendiri, yaitu tumbuhan. Tumbuhan dapat membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis. Energi yang digunakan dalam fotosintesis diperoleh dari energi matahari, sehingga matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di bumi. Bakteri yang hidup di lautan dalam dapat mengambil energi dari bahan-bahan kimia yang ada di sekitarnya untuk melakukan kemosintesis. Proses fotosintesis dan kemosintesis menghasilkan gula sederhana. Gula sederhana ini digunakan untuk menyusun komponen-komponen sel, menghasilkan energi, dan sebagian digunakan sebagai cadangan makanan. Bila produsen dimakan oleh makhluk hidup lain, maka terjadi perpindahan makanan dari produsen ke hewan tersebut. Jadi hanya produsen yang dapat membuat makanan sendiri dan dikatakan bersifat autotrof. Konsumen memperoleh energi dari bahan makanan yang dibuat oleh produsen. Karena tidak dapat membuat makanan sendiri dan selalu bergantung pada makhluk hidup lain, maka konsumen bersifat heterotrof. Berdasarkan jenis makanannya, konsumen dapat dibagi menjadi empat jenis seperti pada Tabel 8.1 berikut ini.
Organisme yang memakan produsen (hewan herbivora) disebut konsumen pertama. Organisme yang memakan hewan herbivora (hewan karnivora) disebut konsumen kedua. Organisme yang memakan konsumen kedua disebut konsumen ketiga, dan seterusnya. Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang berperan sebagai pengurai zat-zat yang terdapat dalam makhluk hidup yang sudah mati. Jadi dekomposer menguraikan zat organik menjadi bahan anorganik kembali yang dapat dimanfaatkan kembali oleh produsen. Contoh dekomposer dalam ekosistem adalah bakteri dan jamur saprofit. Dalam ekosistem, setiap jenis makhluk hidup memerlukan tempat atau lingkungan yang sesuai untuk kehidupannya. Tempat yang sesuai bagi makhluk hidup untuk melakukan aktivitas hidupnya disebut habitat. Habitat menyediakan makanan dan tempat berlindung bagi makhluk hidup. Setiap jenis makhluk hidup mempunyai peranan atau pekerjaan tertentu dalam ekosistem. Peranan makhluk hidup pada suatu ekosistem disebut nisia. Nisia berkaitan dengan jenis makanan, cara mencari makan, dan waktu mencari makan. Misalnya di suatu hutan terdapat kelelawar yang hidup dengan memakan buah-buahan di malam hari dan burung hantu yang memakan tikus atau hewan kecil lainnya di waktu yang sama. Dengan demikian nisia kelelawar dan burung hantu berbeda meskipun mereka tinggal di habitat yang sama dan mencari makan ada waktu yang sama pula.



2. Komponen Abiotik

Komponen abiotik menyediakan tempat hidup, makanan, dan kondisi yang diperlukan oleh komponen biotik, sehingga kom-posisi komponen abiotik sangat memengaruhi jenis komponen biotik yang dapat hidup. Komponen abiotik yang memengaruhi komponen biotik dalam suatu ekosistem antara lain air, tanah, suhu, cahaya matahari, udara, kelembapan, dan keasaman (pH).


a. Air

Air sangat penting bagi makhluk hidup. Air berfungsi sebagai pelarut zat-zat dalam tubuh, sistem pengangkut, dan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi biokimia di dalam tubuh. Keberadaan air pada suatu ekosistem sangat memengaruhi jenis makhluk hidup yang dapat hidup. Contohnya adalah daerah gurun yang kandungan airnya sedikit mempunyai jenis hewan dan tumbuhan yang sangat berbeda dengan daerah hutan hujan tropis. Hewan dan tumbuhan juga beradaptasi untuk menyesuaikan dengan keadaan air di lingkungannya. Contohnya kaktus yang hidup di gurun pasir daunnya mengalami modifikasi menjadi duri untuk mengurangi penguapan.



b. Tanah

Tanah merupakan salah satu komponen abiotik yang sangat penting bagi kehidupan. Keadaan tanah menentukan jenis tumbuhan yang dapat hidup dan jenis-jenis tumbuhan akan menentukan jenis-jenis hewan yang dapat hidup.


c. Suhu

Makhluk hidup membutuhkan suhu yang sesuai agar dapat bertahan hidup. Suhu memengaruhi reaksi biokimiawi di dalam tubuh. Suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat menyebabkan gangguan pada reaksi-reaksi biokimiawi di dalam tubuh, sehingga aktivitasnya terganggu. Oleh karena itu setiap makhluk hidup memerlukan suhu optimum untuk pertumbuhan dan perkembangannya.


c. Cahaya Matahari

Cahaya matahari diperlukan untuk proses fotosintesis tumbuhan hijau. Selain itu cahaya matahari juga memengaruhi suhu bumi menjadi sesuai untuk kehidupan berbagai makhluk hidup. Oleh karena itu kamu akan menjumpai bentuk kehidupan yang berbeda pada daerah yang banyak mendapat cahaya matahari (daerah tropis) dibandingkan daerah yang sedikit mendapat cahaya matahari (daerah kutub). Coba, sebutkan hewan dan tumbuhan yang hidup di kedua daerah tersebut.
d. Udara
Tahukah kamu, mengapa udara diperlukan oleh komponen biotik? Udara merupakan campuran berbagai macam gas, misalnya nitrogen, oksigen, karbon dioksida, dan karbon monoksida. Oksigen diperlukan oleh makhluk hidup untuk respirasi. Sedangkan karbon dioksida diperlukan tumbuhan hijau dalam proses fotosintesis.


B Tingkat Organisasi dalam Ekosistem

Makhluk hidup dalam ekosistem membentuk tatanan atau organisasi tertentu. Organisasi terkecil dalam ekosistem disebut individu. Individu-individu sejenis berkumpul dan berinteraksi membentuk organisasi yang lebih besar yang disebut populasi. Beberapa populasi makhluk hidup dalam suatu lingkungan berinteraksi membentuk komunitas. Komunitas dan lingkungannya selalu berhubungan timbal balik membentuk ekosistem. Beberapa ekosistem membentuk bioma dan keseluruhan ekosistem yang ada di bumi merupakan biosfer.
1. Individu
Individu adalah makhluk hidup tunggal yang dapat hidup secara fisiologis. Seekor kerbau, seekor rusa, sebatang pohon meranti, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia merupakan individu dalam ekosistem. Individu merupakan satuan fungsional terkecil penyusun ekosistem. Coba kamu sebutkan contoh individu yang terdapat pada ekosistem sungai dan sawah.
2. Populasi
Populasi merupakan kumpulan individu sejenis pada suatu daerah dalam jangka waktu tertentu. Jadi rusa-rusa di padang rumput, pohon-pohon kelapa di perkebunan, dan penduduk (manusia) di suatu kelurahan merupakan populasi. Kehidupan suatu populasi dipengaruhi oleh populasi makhluk hidup yang lain. Jumlah individu sejenis dalam satuan luas tertentu pada jangka waktu tertentu disebut kepadatan populasi. Rumus untuk menghitung kepadatan populasi dapat ditulis sebagai berikut.
Misalnya pada tahun 2006 survei pohon buah-buahan di desa Sukamaju menemukan 4.500 pohon pisang, 3.000 pohon mangga, dan 900 pohon rambutan. Maka kepadatan populasi pisang dapat dihitung sebagai berikut. Kepadatan populasi pisang = 4.500 pohon 12 hektar = 375 pohon/hektar. Coba kamu hitung kepadatan populasi mangga dan rambutan di desa Sukamaju pada tahun 2006
3. Komunitas
Komunitas merupakan kumpulan beberapa populasi yang berbeda yang saling berinteraksi pada daerah dan waktu tertentu. Misalnya populasi ikan nila, populasi ikan mujair, populasi eceng gondok, populasi plankton, dan populasi B Tingkat Organisasi dalam Ekosistem Gambar 8.5 (a) Dalam ekositem seekor citah merupakan individu, (b) sedangkan sekelompok citah merupakan populasi. Sumber: Dokumen Penerbit a b 222 Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VII Latihan 8.1 Gambar 8.6 Hutan merupakan contoh ekosistem alami. Sumber: Microsoft Student, 2006 Hydrilla merupakan anggota komunitas kolam. Pada komunitas terjadi interaksi antara berbagai populasi dan dalam interaksi itu terjadi perpindahan materi dan energi. Misalnya jika populasi ikan berinteraksi dengan populasi plankton (yaitu ikan memakan plankton), maka terjadi perpindahan bahan makanan (materi) dari plankton ke tubuh ikan sehingga ikan dapat memanfaatkan energi yang tersimpan pada bahan makanan dari plankton tersebut.
4. Ekosistem
Ekosistem merupakan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungan abiotiknya. Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan pada suatu ekosistem bersifat khusus. Artinya interaksi komunitas di lingkungan kutub berbeda dengan interaksi komunitas di lingkungan tropis. Komunitas yang dipengaruhi oleh lingkungan abiotik yang spesifik menghasilkan ekosistem yang spesifik pula. Berdasarkan proses terbentuknya ekosistem dibedakan menjadi dua, yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan. a. Ekosistem alami, yaitu ekosistem yang terbentuk secara alamiah. Misalnya ekosistem hutan, laut, sungai, dan rawa. b. Ekosistem buatan, yaitu ekosistem yang dibentuk secara sengaja oleh manusia. Misalnya ekosistem sawah, kolam, perkebunan, dan hutan budidaya.
5. Bioma dan Biosfer
Ekosistem darat yang ada di bumi dipengaruhi oleh posisi letak geografis dan astronomis. Jadi ekosistem-ekosistem yang terdapat Indonesia (daerah tropis) berbeda dengan ekosistem yang terdapat di hutan Kanada (daerah subtropis). Ekosistem di daerah pegunungan juga berbeda dengan ekosistem di daerah padang rumput. Ekosistem-ekosistem yang terbentuk karena perbedaan letak geografis dan astronomis disebut bioma, dan keseluruhan ekosistem/bioma yang ada di bumi membentuk biosfer. Di bumi terdapat 6 bioma utama yaitu bioma gurun, padang rumput, hutan basah, hutan gugur, taiga, dan tundra. Masing-masing bioma mempunyai sifat yang khas yang dipengaruhi oleh kondisi komponen abiotiknya. Coba kamu cari informasi ciri-ciri keenam bioma tersebut.


C. Keseimbangan Ekosistem

Individu yang menyusun populasi dalam ekosistem selalu tumbuh dan berkembang. Komponen abiotik yang memengaruhi ekosistem juga terus-menerus mengalami perubahan. Perubahan-perubahan ini menyebabkan terjadinya perubahan pada komunitas dan ekosistem. Perubahan ekosistem akan berakhir setelah terjadi keseimbangan ekosistem. Perkembangan ekosistem dari ekosistem yang sederhana menjadi ekosistem yang kompleks dan seimbang disebut suksesi. Ekosistem yang seimbang adalah ekosistem yang komponen penyusunnya memiliki komposisi yang seimbang. Komposisi seimbang bukan berarti jumlahnya sama. Misalnya pada waktu musim hujan, jumlah rumput (produsen) di suatu padang rumput meningkat sehingga dapat mencukupi kebutuhan makan populasi rusa. Ketika musim kemarau, jumlah rumput berkurang sehingga menyebabkan jumlah rusa juga menurun. Apabila perubahan komposisi itu terjadi secara seimbang dari waktu ke waktu, maka ekosistem itu dikatakan seimbang dan dapat bertahan lama. Daya lenting ekosistem adalah kemampuan ekosistem untuk pulih kembali dalam keadaan seimbang. Apabila ekosistem yang seimbang mendapat gangguan, keseimbangan ini dapat mengakibatkan perubahan yang dapat menyebabkan terbentuknya keseimbangan baru. Sifat ekosistem sangat dinamis, sehingga dapat terjadi perubahan jumlah komposisi komponen biotik dari waktu ke waktu. Tidak semua gangguan ekosistem dapat diatasi dengan daya lenting ekosistem secara alami. Kebakaran hutan atau penebangan hutan yang berlebihan dapat mengakibatkan keseimbangan ekosistem tidak dapat pulih dengan segera.
D. Hubungan Saling Ketergantungan
Kamu telah mengetahui bahwa terjadi interaksi antarkomponen biotik dalam ekosistem. Selain itu kehidupan komponen biotik dipengaruhi oleh komponen abiotiknya. Sedangkan keadaan komponen abiotik ditunjang oleh komponen biotik. Oleh karena itu terjadi hubungan saling ketergantungan antara komponen biotik dan komponen abiotik. Contoh hubungan itu adalah sebagai berikut.

1. Komponen biotik memengaruhi komponen abiotik. Contohnya adalah tumbuhan hijau dalam proses fotosintesis menghasilkan oksigen, sehingga kadar oksigen meningkat dan suhu lingkungan menjadi sejuk. Jadi tumbuhan hijau (komponen biotik) mampu memengaruhi komposisi udara dan suhu lingkungan (komponen abiotik).

2. Komponen abiotik memengaruhi komponen biotik. Contohnya adalah cahaya, tanah, air, udara, dan unsur hara (komponen abiotik) memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan (komponen biotik). Sedangkan contoh hubungan saling ketergantungan antara sesama komponen biotik adalah sebagai berikut.

1. Saling ketergantungan intraspesies (makhluk hidup sejenis). Contohnya sekumpulan lebah saling bekerja sama mengumpulkan madu sebagai cadangan makanan di sarangnya.
2. Saling ketergantungan antarspesies (makhluk hidup tidak sejenis). Contohnya tanaman kacang-kacangan memerlukan bakteri Rhizobium untuk membantu menambat nitrogen bebas dari udara, sedangkan bakteri Rhizobium memerlukan media atau substrat dan makanan untuk hidup. Saling ketergantungan antarspesies yang berbeda jenis juga terjadi dalam peristiwa makan dan dimakan. Peristiwa makan dan dimakan menimbulkan perpindahan materi dan energi. Hal ini akan membentuk jaring-jaring kehidupan yang terdiri dari rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida makanan.
1. Rantai Makanan
Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan yang digambarkan secara skematis dalam bentuk garis lurus searah dan tidak bercabang. Misalnya rantai makanan yang terdapat di sebuah kebun secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut.
Dari peristiwa makan dan dimakan di atas, akan terjadi perpindahan atau aliran energi dari produsen (rumput) ke konsumen I (belalang) hingga konsumen puncak (elang). Sebagai sumber energi utama dalam ekosistem adalah sinar matahari. Energi ini diubah oleh produsen menjadi energi kimia dalam bentuk senyawa karbon (misalnya berupa karbohidrat, lemak, dan protein). Jika produsen dimakan konsumen, energi yang tersimpan dalam bahan makanan itu berpindah ke tubuh konsumen dan dapat diubah menjadi energi panas, energi gerak, dan sebagian disimpan dalam bentuk senyawa kimia yang menyusun tubuh makhluk hidup. Ketika konsumen I dimakan konsumen II, terjadi lagi perpindahan energi. Demikian seterusnya dalam setiap peristiwa makan dan dimakan diikuti dengan perpindahan energi. Selama perjalanan itu, terjadi pengurangan energi sehingga tidak semua energi dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup.

2. Jaring-Jaring Makanan

Pada kenyataannya, peristiwa makan dan dimakan terjadi dengan pola yang lebih rumit dari contoh rantai makanan di atas. Elang tidak hanya makan ular saja. Ular tidak hanya makan ayam, dan ayam juga tidak hanya makan belalang saja. Di alam, beberapa proses makan dan dimakan (rantai makanan) saling berkaitan membentuk sebuah jaring-jaring makanan. Jika kamu memerhatikan jaring-jaring makanan, kamu akan menemukan bahwa jaring-jaring makanan selalu berawal dari produsen dan diakhiri oleh pengurai. Bahan-bahan yang diuraikan itu akan kembali digunakan oleh produsen, sehingga daur materi dan energi tidak pernah terputus. Untuk mempelajari dan membuktikan bahwa jaring-jaring makanan adalah rantai makanan yang saling berkaitan,
3. Piramida Makanan
Piramida makanan adalah suatu piramida yang menggambarkan perbandingan komposisi jumlah biomassa dan energi dari produsen sampai konsumen puncak dalam suatu ekosistem. Komposisi biomassa terbesar terdapat pada produsen yang menempati dasar piramida. Demikian pula jumlah energi terbesar terdapat pada dasar piramida. Komposisi biomassa dan energi ini semakin ke atas semakin kecil karena selama proses perpindahan energi terjadi penyusutan jumlah energi pada setiap tingkat trofik. Piramida makanan dalam ekosistem yang seimbang dapat ditunjukkan pada Gambar 8.10. Dalam ekosistem seringkali terdapat dua konsumen atau lebih yang menempati puncak piramida, sehingga ada piramida makanan dengan satu puncak dan piramida makanan dengan dua puncak. Piramida makanan dengan satu puncak berarti hanya terdapat satu jenis karnivora yang menempati puncak piramida (konsumen puncak). Piramida makanan dengan dua puncak berarti pada puncak piramida ditempati oleh dua jenis karnivora yang keduanya tidak saling memakan.

KEANEKARAGAMAN MAHKLUK HIDUP DAN PERSEBARANYA




Bab 1
Pendahuluan
A.   Latar belakang
          Keanekaragaman adalah perbedaan di antara makhluk hidup yang hidup yang berbeda jenis dan speciesnya.sedangkan Pengertian Keanekaragaman Hayati adalah keseluruhan variasi berupa bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang dapat ditemukan pada makhluk hidup. Setiap makhluk hidup memiliki ciri dan tempat hidup yang berbeda. Bagaimana keanekaragaman di dunia terjadi? Keanekaragaman makhluk terjadi karena adanya perbedaan sifat, seperti: ukuran, bentuk, warna, fungsi organ, tempat hidup dan lain–lain. Keanekargaman makhluk hidup sangat penting bagi kelangsungan dan kelestarian makhluk hidup. Suatu kelompok makhluk hidup yang memiliki kelestarian tinggi, terdapat keanekaragaman yang tinggi. Sebaliknya makhluk hidup yang memiliki tingkat kelestarian rendah, terdapat keanekaragaman rendah dan terancam punah. Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya keanekaragaman makhluk hidup adalah : Mutasi adalah peristiwa perubahan yang disebabkan oleh faktor internal seperti materi genetik atau faktor lingkungan, seperti radiasi dan suhu. Rekombinasi adalah proses atau peristiwa yang berakibat terbentuknya kombinasi gen baru pada kromosom. Individu baru dari reproduksi seksual akan memiliki faktor keturunan dari kedua induknya.








B.   Rumusan masalah:
  1. Apakah pengertian keanekaragaman makhluk hidup?
  2. Apaka yang di maksud dengan biodivitas tumbuhan dan hewan?
  3. Bagaimanakah perkembangbiakan seksual dan aseksual?
  4. Bagaimanakah pembagian geografinya?


C.   Tujuan
            Tujuan penulis makalah yaitu sebagai berikut:
  1. Membahas tentang biodiversitas tumbuhan.
  2. Membahas tentang biodiversitas hewan.
  3. Membahas tentang perkembangbiakan makhluk hidup.
  4. Mengetahui pembagian geografi berdasarkan wilayah iklim dan wilayah untuk binatang.







Bab 2
Pembahasan
A.   Biodiversitas tumbuhan
                   Biodiversitas tumbuhan adalah keanekaragaman tumbuhan. Ciri- ciri umum tumbuhan yaitu bersel banyak, selnya memiliki dinding sel, memiliki klorofil, autotrof, dan memiliki akar, batang, dan daun. Dasar pengelompokan biodiversitas tumbuhan terbagi menjadi 4 yaitu;
1.      Thallophyta (tumbuhan bertallus)
       Merupakan tanaman yang paling sederhana. Tidak mempunyai akar, batang, dan daun yang sebenarnya. Ada yang uniselluler, ada pula yang multiselluler. Thallophyta dibagi dalam 2 subdivision ialah ganggang dan jamur.

2.      Bryophyta (tumbuhan lumut)
       Merupakan tanaman dengan daun- daun yang sederhana dan bagian- bagian yang menyerupai akar dan batang. Bryophyta atau lumut dibagi dalam lumut hati dan lumut daun, mempunyai khlorophil.
3.      Pterodophyta (tumbuhan paku)
       Merupakan tingkatan yang lebih maju lagi. Sudah mempunyai daun, batang, dan akar yang sebenarnya. Cara berkembang biak belum menggunakan biji, tetapi masih dengan spora.
4.      Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
       Merupakan tingkatan yang lebih atau yang paling maju tingkatannya, antara lain rumput- rumputan dan tanaman golongan yang berkembang biak dengan biji, mempunyai sistem perakaran yang luas, untuk menyerap air dan mineral- mineral. Spermatophyta dibagi dalam 2 subdivision yaitu gymnospermae(biji terbuka) dan angiospermae. Biji merupakan hasil perkembang biakan seksual yang terdapat didalam buah yang terbagi 2 kelas yaitu kelas monokotil(berbiji satu) dan dikotil(berbiji dua).
     
B.   Biodiversitas hewan
       Dunia hewan terdiri atas avertebrata, yaitu hewan yang tidak mempunyai tulang punggung belakang, dan vetebrata, yaitu hewan yang tidak mempunyai tulang belakang.
1.      Avertebrata terdiri dari:

Phylum 1         : protozoa
Protozoa adalah hewan bersel satu yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Antony van leeuwenhoek adalah orang yang pertama- tama membuat deskripsi tentang protoplasma yang dikenal sebagai bentuk yang sederhana dari kehidupan hewan. Protozoa ditemukan pada air yang menggenang, danau, dan laut. Protozoa terbagi menjadi 4 kelas yaitu sarcodina, infusoria, mastigophora, dan sporozoa.

Phylum  2        : porifera
       Phylum ini termasuk hewan bunga karang. Spons yang biasa kita pakai untuk mandi adalah sel- selnya yang sudah mati dan hanya tinggal skeletnya. Spons atau hewan bunga karang adalah hewan bersel banyak di mana masing- masing sel berhubungan atau tergantung satu sama lain. Kebanyakan dari spons hidup dilautan pada air garam yang panas, tetapi beberapa di antaranya hidup di danau dan sungai dengan air tawar.

Phlum 3                       : Colenterata
       Hewan yang menarik ini sering disebut sebagai bunga laut. Misalnya, Jelly Fish ( ubur-ubur ) dapat memberikan sengatan yang parah. Di dalam air, Jelly Fish tampak seperti mangkuk yang tembus cahaya.

Phylum 4         : Platyhleminthen
       Cacing gepeng ini perkembanganya kurang dibandingkan dengan cacing-cacing lainya karena saluran pencernaanya hanya mempunyai satu lubang, di mana pengambilan makanan dan pengeluaran zat-zat sisa melalui lubang tersebut. Bila daging babi dimakan manusia dengan tidak dimasak terlebih dahulu, kista akan berkembang menjadi cacing pita yang dewasa di dalam usus halus.        

Phylum 5         : Nemathelminthes
       Cacing bundar ini pada umumnya adalah parasit. Saluran pencernaanya mempunyai dua lubang, ia tidak bersegmen. Tubuhnya terdiri dari  tiga lapisan sel . Genus dari cacing ini adalah cacing tambang. Larva dari cacing ini hidup dari tanah yang lembab atau panas, dan masuk ke dalam tubuh manusia melalui bagian kulit kaki yang tipis atau bagian tubuh lain yang berhubungan dengan tanah.

Phylum 6         : Annelida
       Ia merupakan cacing yang kompleks dengan struktur tubuh yang sudah maju. Contohnya adalah cacing tanah. Sering melekat pada ikan di mana ikan digunakan sebagai  tuan rumah ( hospes ).

Phylum 7         : Echinodermata
       Termasuk echinodermata adalah binatang  laut. Tubuhnya tersusun seperti roda atau binatang yang radial simetris. Mempunyai jaringan syaraf, tetapi tidak mempunyai otak.

Phylum 8         : Molluska
       Adalah hewan yang bertubuh lunak, terdapat di darat, laut dan air tawar. Kira-kira 90.000 spesies telah diidentifikasikan.Hewan-newan ini berbadan lunak dan tidak bersegmen. Kebanyakan mempunyai kulit pelindung. Karang tiram dan remis adalah bivalvula ( mempunyai dua katup ).

Phylum 9         : Antropoda
       Spesies dari phylum ini sekitar  70.000 telah diidentifikasikan. Merupakan avertebrata yang paling kompleks. Sifat-sifat dari phylum ini adalah mempunyai tiga pasang atau lebih kaki  tambahan. Kelas dari phylum ini adalah Crustaceae, Myriapoda, Arachnoidea, dan insekta.

2.      Vertebrata  
Phylum vertebrata merupakan subphylum paling dikenal dan paling dominan, mempunyai sistem syaraf yang sudah maju perkembangannya, dengan otak yang besar diliputi oleh rongga tengkorak. Vertebrata terdiri atau 5 kelas ialah:
a.       Pisces :  Pisces hidup di air tawar atau laut. Merupakan hewan berdarah dingin dengan jantung beruang dua. Tubuhnya diliputi oleh sisik yang berlumut dan mempunyai skelet gdari tulang. Pada satu waktu ikan dapat menghasilkan telur beribu-ribu. Fertilisasi terjadi ekstren. Ikan bernapas dengan ingsang,menerima oksigen dari udara yang larut di dalam air. Ikan juga meempunyai gelembung udara. Gelembung ini berisi udara dan menolong ikan dalam mengapung dan terjadi keseimbangan.
b.      Amphibia : Nama ini dari kenyatan bahwa hewan-hewan ini hidup dalam bentuk larva di dalam air, dan sesudah dewasa dapat hidup di darat amphimbia berdarah dingin. Fertilisasi terjadi ekstern di mana telurnya di letakan dalam air. Dari bentuk larva kemudaian berubah menjadi bentuk kecebong. Amphibi dewasa mempunyai jantung dengan tiga ruangan, dan kulit yang telanjang. Organ pernapasan berubah dari insang menjadi paru-paru. Amphibia dewasa masih dapat hidup di air atau sekitarnya, tetapi kemampuan untuk hidup di darat merupakan suatu kemajuan jika dibandingkan dengan ikan. Di samping kodok (rana) terdapat pula katak (bufo) dam slammander. Amphibi dapat menolaong manusia dengan memakan insekta.
c.       Reptilia : Reptilia adalah hewan berdarah dingin. Proses perkenbangannya tidak melalui tingkatan kecebong. Sebagian ada yang hidup di air, tetapi sebagian  besar hidup di darat. Fertilisasi terjadi intern, berarti didalam tubuh hewan betina. Dalam beberapa hal ada yang melahirkan, ada pula melalui jalur yang ditetaskan.sepanjang hidup,reptil bernapas dengan paru-paru. Jantung beruang 3, kecuali buaya mempunyai 4 uang. Kulit di liputi sisik. Reptil dapat menolong manusia dengan memakan insekta.
d.      Aves : Merupakan kelas pertama yang berdarah panas. Suhu badan tetap, berarti tidak dipengaruhi oleh keadaan luar. Bernapas dengan paru-paru. Jantung beruang 4. Kulitnya berbulu dan kakinya bersisik. Mempunyai sayap. Paroh tidak bergigi. Kebanyakan dapat terbang. Telur diliputi oleh kulit telur.
e.       Mamalia : Merupakan kelas yang paling maju dalam perkembanganya. Berdarah panas. Jantung beruang 4. Bernapas dengan paru-paru. Mempunyai rambut, dinding diafragma dan 7 ruas tulang leher.Terdapat suatu ordo di Australia yang disebut Platypus yang bertelur di sungai.

C.   Perkembangbiakan makhluk hidup
1.      Perkembangbiakan
            Sel memiliki peran penting. Metabolisme menyebabkan protoplasma semakin banyak dan besar. Contohnya; kecamba menjadi pohon besar, kecebong menjadi katak, dan janin menjadi manusia dewasa. Makin besar maka makin banyak sel dan akan terjadi pembelahan sel. Ada dua macam pembelahan sel tipe mitosis dan tipe amitosis.
a.       Amitosis
Pembelahan sel tipe amitosis disebut juga pembelahan sel secara langsung karena memang tidak melalui fase- fase tertentu. Proses pembelahan itu adalah sebagai berikut:
1.      Mula- mula terbentuk dinding baru pada sel dewasa dan inti sel mendekati dinding itu.
2.      Inti membelah dua dan bergerak menjauhi.
3.      Gerakan menjahuhi itu diikuti oleh dinding sel.
4.      Terbentuk dua sel anak yang akan berkembang menjadi dewasa dan membelah lagi dan seterusnya.
b.      Mitosis
Tipe pembelahan sel ini lebih kompleks daripada amitosis, sering disebut juga pembelahan tak langsung. Sebelum dua sel anak terbentuk, terlebih dahulu terjadi terjadi perubahan- perubahan dalam inti sel. Perubahan itu melalui 5 tingkatan atau fase yaitu:
1.      interfase : fase istirahat yaitu fase pesiapan pembelahan yang ditandai dengan replikasi DNA.
2.      Profase : nukleolus dan membran inti (karioteka) lenyap, benang- benang kromatin menebal menjadi kromatid.
3.      Metafase : semua kromatid mengatur diri, berjajar di bidang ekuator/ bidang pembelahan.
4.      Anafase : kedua kromatid berpisah, kromosom pada masing- masing kutub.
5.      Telofase : terjadi penebalan plasma pada bidang ekuator, terbentuk selaput pemisah pada bidang ekuator, dan terbentuk dua sel anak baru. 

2.      Perkembangan makhluk hidup bersel banyak
                   Yang dimaksud dengan makhluk hidup bersel banyak disini ialah tumbuhan, hewan, dan manusia.terdapat dua perkembangbiakan yaitu secara aseksual dan seksual.
a.       Aseksual
Merupakan pembentukan individu baru dari 1 induk tanpa melalui hubungan antara 2 sel kelamin. Yang termasuk dalam perkembangbiakan aseksual antara lain :
1.      Pembelahan kembar (amuba),
2.      Kuncupan (hydra, binatang bunga karang),
3.      Pembentukan spora (jamur), dan
4.      Cara vegetatif (setek, cangkok).
b.      Seksual
       Merupakan pembentukan individu baru terjadi melalui peleburan atau perpaduan antara 2 sel kelamin dan diperlukan 2 sel induk. Yang termasuk dalam perkembangbiakan seksual antara lain :
1.      Konjugasi (tumbuhan dan hewan tingkat rendah isogamet) dan
2.      Fertilasi (tumbuhan dan hewan tingkat tinggi zigot)


D.   Pembagian geografi berdasarkan wilayah iklim dan wilayah untuk binatang
Pembagian wilayah berdasarkan kondisi geografi yang berkaitan dengan kehidupan yang terdapat di dalamnya. Iklim tumbuhan dan hewan merupakan ekosistem skala besar yaitu habitat. Contoh habitat yaitu habitat padang pasir dan didalamnya ada faktor abiotik (pasir dan batu- batuan) dan faktor biotik (unta dan kaktus).
1.      Pembagian wilayah menurut iklim
a.       Daerah tropik : terdapat di sepanjang katulistiwa, 23,5 oLU dan 23,5 oLS, beriklim panas, matahari bersinar sepanjang tahun, perubahan suhu bulanan sedikit, dan curah hujan tinggi dan merata sepanjang tahun. Terdapat ribuan spesies, yang membentuk hutan tropik. Ciri- cirinya yaitu; pohon besar dan tinggi(20- 40 m), membentuk tajuk pohon yang luas, tanah dibawahnya tidak mendapat sinar, terdapat epifit, dilapisan terbawah ada rumput dan lumut, dan dalam hutan tropik terdapat beraneka ragam hewan. Dipedalam daerah tropik terdapat gurun pasir. Ciri- cirinya yaitu; ukuran kecil, tumbuh saat ada hujan, berbunga dan berbiji dalam ukuran kecil dan tahan lama, ada tumbuhan menahun dengan ciri daun kecil bahkan tidak berdaun, dilapisi zat lilin tebal dan memiliki akar panjang, dan hewan yang hidup yaitu jenis tikus, ular, kadal, semut, dan unta.
b.      Daerah subtropik : 23,5- 66,5 oLU atau oLS, iklim sedang, terdapat 4 musim yaitu musim panas, gugur, dingin, dan semi, rata- rata curah hujan tahunan 75- 100 cm, ciri- cir biomanya yaitu hutan luruh, gugur daun merupakan persiapan datangnya musim dingin, bersemi kembali setelah musim dingin terdapat salju, dan jumlah tumbuhan lebih sedikit.
c.       Daerah kutub : 66,5-90 oLU atau o LS. Pada musim panas matahari bersinar lebih dari 12 jam, musim dingin kurang dari 12 jam, biomanya disebut hutan taiga ( pohonya homogen. Pohon khasnya adalah khonifer. Hewan yang hidup dikawasan taiga : moose, beruang hitam, ayak, dan marten. Lebih ke utara belahan utara terdapat tundra, iklimnya disebut iklim kutub, mendapat sedikit energi radiasi surya. Perbedaan siang dan malam pada musim panas dan dingin sangat besar. Binatang khasnya : reender, musk oxen, dan beruang putih.
2.      Pembagian wilayah untuk binatang
a.       Daerah oriental. Asia selatan, Asia Tenggara, Indonesia bagian barat dan sebagian sebelah utara pegunungan himalaya. Gajah, harimau, kerbau, tapir dan kera.
b.      Daerah Australia. Indonesia bag. Timur, Australia dan pulau-pulau sekitarnya. Kangguru, koala, tupai terbang, wombat, bandicot.
c.       Daerah palaerctic. Asia Utara dan Eropa. Reider, Beruang, Bison, Kambing bertanduk besar, Keledai liar, Kucing kutub, hedgehog.
d.      Daerah Ethiopean. Benua Afrika. Singa, gajah, jerapah, kuda nil, gorila.
e.       Daerah Neotrphical. Amerika Selatan. Monyet, binatang pemakan semut, capybara, sioth, kinkojou.
f.       Daerah Nearctic. Amerika Utara. Bison, caribau, kucing gunung, mushkok.

E.    Persebaran Makhluk Hidup
Faktor Yang Mempengaruhi Persebaran Makhluk hidup
1.     Faktor Lingkungan

Dua faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup adalah faktor abiotik dan biotic.
Faktor abiotik merupakan factor fisik yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan tumbuhan dan hewan. Faktor abiotik meliputi:
v Iklim (klimatik)
Iklim berpengaruh besar terhadap kehidupan. Unsur-unsur iklim sebagai berikut:
1.    Suhu
Kodisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, karena jenis spesies tertentu memiliki persyaratan suhu lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi kehidupannya, serta batas suhu maksimum dan minimum untuk tumbuh yang dinamakan tolerensi spesies terhadap suhu. Suhu bagi tumbuh-tumbuhan merupakan faktor pengontrol bagi persebarannya sesuai dengan letak lintang, ketinggian dan sebagainya. Penamaan habitat tumbuhan biasanya sama dengan nama-nama wilayah berdasarkan lintang buminya, seperti vegetasi hutan tropik, vegetasi lintang sedang, dan sebagainya.


2.     Kelembaban udara
Kelembaban berpengaruh langsung terhadap kehidupan tumbuhan. Ada tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah kering, daerah lembab bahkan ada yang dapat hidup di daerah yang sangat basah.
Berdasarkan tingkat kelembaban lingkungan habitatnya, dunia tumbuhan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Xerophyta (Xerofit), yaitu tumbuhan yang sangat tahan terhadap lingkungan kering atau kondisi kelembaban udara yang sangat rendah, misalnya kaktus.
b. Mesophyta (Mesofit), yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang lembab tetapi tidak basah, seperti anggrek dan cendawan.
c. Hygrophyta (Higrofit), yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah basah, seperti teratai, eceng gondok, dan selada air
d. Tropophyta (Tropofit), yaitu jenis tumbuh-tumbuhan yang mampu beradaptasi terhadap perubahan musim hujan dan musim kemarau. Tropophyta merupakan tumbuhan khas iklim muson tropik. Kaktus Anggrek Lotus Cendawan/jamur

3.      Angin
Angin sangat membantu dalam proses penyerbukan atau pembuahan beberapa jenis tumbuhan, sehingga proses regenerasi tumbuhan dapat berlangsung. Bahkan ada tumbuhan tertentu yang penyebaran benihnya dilakukan oleh angin. Contohnya, ilalang atau sejenis rumput-rumputan.


4.     Curah hujan
Untuk memenuhi kebutuhan akan air, tumbuh-tumbuhan sangat tergantung pada curah hujan dan kelembaban udara. Banyak sedikitnya jumlah curah hujan di suatu tempat akan membentuk karakter yang khas bagi formasi-formasi vegetasi di muka bumi. Kekhasan jenis-jenis vegetasi, dapat mengakibatkan adanya hewan-hewan yang khas pada lingkungan vegetasi tertentu, karena tunbuh-tumbuhan merupakan produsen yang menyediakan makanan bagi hewan. Misalnya, di daerah padanh rumput akan terdapat hewan khas seperti kijang, biri-biri, dan sapi, sedangkan hewan pemangsanya adalah singa dan harimau.

2.      Faktor Sejarah Geologi
Kira-kira 200  juta tahun yang lalu, yaitu pada periode jurasik awal, benua-benua utama bersatu dalam superbenua (supercontinent) yang disebut Pangaea. Hipotesis ini disampaikan seorang ilmuwan Jerman. Alfred Weneger pada tahun 1915. hipotesis ini disampaikan lewat bukunya yang berjudul Asal-usul Benua-benua dan Lautan.
Pada awal tahun 1960-an, bukti-bukti mengenai pergerakan/pergeseran benua (continental drift) berhasil ditemukan. Benua-benua yang tergabung dalam Pangea mulai memisah secara bertahap. Terbukanya laut Atlantik Selatan dimulai kira-kira 125-130 juta tahun lalu, sehingga Afrika dan Amerika  Selatan bersatu secara langsung. Namun, Amerika Selatan juga telah bergerak perlahan ke Amerika Barat dan keduanya dihubungkan tanah genting Panama. Ini terjadi kira-kira 3,6 juta tahun yang lalu. Saat “jembatan” Panama terbentuk secara sempurna, beberapa hewan dan tumbuhan dari Amerika Selatan termasuk Oposum dan Armadillo bermigrasi ke Amerika Barat. Pada saat yang bersamaan beberapa hewn dan tumbuhan dari Amerika Barat seperti oak, hewan rusa, dan beruang bermigrasi ke Amerika Selatan. Jadi perubahan posisi baik dalam skala besar maupun kecil berpengaruh besar dalam pola distribusi organisme, seperti yang kita saksikan saat ini. Contoh lain adalah burung-burung yang tidak dapat terbang, misalnya ostriks, rhea, emu, kasuari dan kiwi terlihat memiliki divergensi percabangan sangat awal dalam perjalanan evolusi dari semua kelompok burung lainnya. Akibatnya terjadilah subspesies tadi.
Australia adalah contoh yang sesuai untuk mengetahui bagaimana gerakan benua-benua memengaruhi sifat dan distribusi organisme. Sampai kira-kira 53 juta tahun lalu, Australia dihubungkan dengan Antartika. Hewan khas Australi, yaitu mamalia berkantung (marsupialia), yang ada pula meski sedikit di Amerika Selatan, secara nyata terlihat sudah bergerak di antara kedua benua ini lewat Antartika.
3.      Faktor Penghambat Fisik
Faktor penghambat fisik disebut juga penghalang geografi atau barrier (isolasi geografi) seperti daratan (land barrier), perairan (water barrier), dan penggentingan daratan (isthmus). Contohnya adalah: gunung yang tinggi, padang pasir, sungai atau lautan membatasi penyebaran dan kompetisi dari suatu spesies. Contoh kasusnya adalah terjadinya subspesies burung finch di kepulauan Galapagos akibat isolasi geografis. Di kepulauan tersebut, Charles Darwin menemukan 14 spesies burung finch yang diduga berasal dari satu jenis burung finch dari Amerika Selatan. Perbedaan burung finch tersebut akibat keadaan lingkungan yang berbeda. Perbedaannya terletak pada ukuran dan bentuk paruhnya. Perbedaan ini ada hubungannya dengan jenis makanan.

Ketiga faktor tersebut dapat kita sebut sebagai faktor geografik. Di samping faktor geografik masih ada faktor genetik, baik variasi yang dihasilkan dari perkawinan maupun mutasi genetik.





F.    Faktor yang Mempengaruhi Keanekaragaman Makhluk Hidup
Faktor yang mempengaruhi keaneka ragaman makhluk hidup adalah :
1. Gen
        Gen adalah substansi kimia yang menentukan sifat keturunan yang terdapat di dalam lokus kromosom. Setiap individu makhluk hidup memiliki mempunyai kromosom yang tersusun atas benang – benang pembawa sifat keturunan yang terdapat di dalam inti sel, sehingga seluruh organisme yang ada di permukaan bumi mempunyai kerangka komponen dasar yang tersusun atas ribuan, bahkan jutaan factor yang menurun.

2. Spesies
      Spesies adalah individu yang memiliki persamaan ciri secara morfologis, anatomis, fisiologis, serta mampu kawin dengan sesamanya, sehingga menghasilkan keturunan untuk melanjutkan generasinya.







BAB 3
Penutup

Kesimpulan
Keanekaragaman Hayati adalah keseluruhan variasi berupa bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang dapat ditemukan pada makhluk hidup. Setiap makhluk hidup memiliki ciri dan tempat hidup yang berbeda.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaranya sebagai berikut:
1.      Faktor lingkungan
2.      Faktor sejarah geologi
3.      Faktor penghambat fisik
Faktor yang mempengaruhi keanekaragam makhluk hidup yaitu:
1.      Gen
2.      spesies


Daftar Pustaka
Mardiastutik,Wiwik Endang.2010.Mengenal Tumbuhan.Bekasi:Mitra Utama.
Mas’ud,Ibnu Danjoko Paryono.1998.Ilmu Alamiah Dasar.Bandung:Cv Pustaka Setia.
Amin Hasan.1977.Makhluk Hidup Hewan. Jakarta:PN Balai Pustaka