Rabu, 27 November 2013

KEANEKARAGAMAN MAHKLUK HIDUP DAN PERSEBARANYA




Bab 1
Pendahuluan
A.   Latar belakang
          Keanekaragaman adalah perbedaan di antara makhluk hidup yang hidup yang berbeda jenis dan speciesnya.sedangkan Pengertian Keanekaragaman Hayati adalah keseluruhan variasi berupa bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang dapat ditemukan pada makhluk hidup. Setiap makhluk hidup memiliki ciri dan tempat hidup yang berbeda. Bagaimana keanekaragaman di dunia terjadi? Keanekaragaman makhluk terjadi karena adanya perbedaan sifat, seperti: ukuran, bentuk, warna, fungsi organ, tempat hidup dan lain–lain. Keanekargaman makhluk hidup sangat penting bagi kelangsungan dan kelestarian makhluk hidup. Suatu kelompok makhluk hidup yang memiliki kelestarian tinggi, terdapat keanekaragaman yang tinggi. Sebaliknya makhluk hidup yang memiliki tingkat kelestarian rendah, terdapat keanekaragaman rendah dan terancam punah. Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya keanekaragaman makhluk hidup adalah : Mutasi adalah peristiwa perubahan yang disebabkan oleh faktor internal seperti materi genetik atau faktor lingkungan, seperti radiasi dan suhu. Rekombinasi adalah proses atau peristiwa yang berakibat terbentuknya kombinasi gen baru pada kromosom. Individu baru dari reproduksi seksual akan memiliki faktor keturunan dari kedua induknya.








B.   Rumusan masalah:
  1. Apakah pengertian keanekaragaman makhluk hidup?
  2. Apaka yang di maksud dengan biodivitas tumbuhan dan hewan?
  3. Bagaimanakah perkembangbiakan seksual dan aseksual?
  4. Bagaimanakah pembagian geografinya?


C.   Tujuan
            Tujuan penulis makalah yaitu sebagai berikut:
  1. Membahas tentang biodiversitas tumbuhan.
  2. Membahas tentang biodiversitas hewan.
  3. Membahas tentang perkembangbiakan makhluk hidup.
  4. Mengetahui pembagian geografi berdasarkan wilayah iklim dan wilayah untuk binatang.







Bab 2
Pembahasan
A.   Biodiversitas tumbuhan
                   Biodiversitas tumbuhan adalah keanekaragaman tumbuhan. Ciri- ciri umum tumbuhan yaitu bersel banyak, selnya memiliki dinding sel, memiliki klorofil, autotrof, dan memiliki akar, batang, dan daun. Dasar pengelompokan biodiversitas tumbuhan terbagi menjadi 4 yaitu;
1.      Thallophyta (tumbuhan bertallus)
       Merupakan tanaman yang paling sederhana. Tidak mempunyai akar, batang, dan daun yang sebenarnya. Ada yang uniselluler, ada pula yang multiselluler. Thallophyta dibagi dalam 2 subdivision ialah ganggang dan jamur.

2.      Bryophyta (tumbuhan lumut)
       Merupakan tanaman dengan daun- daun yang sederhana dan bagian- bagian yang menyerupai akar dan batang. Bryophyta atau lumut dibagi dalam lumut hati dan lumut daun, mempunyai khlorophil.
3.      Pterodophyta (tumbuhan paku)
       Merupakan tingkatan yang lebih maju lagi. Sudah mempunyai daun, batang, dan akar yang sebenarnya. Cara berkembang biak belum menggunakan biji, tetapi masih dengan spora.
4.      Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
       Merupakan tingkatan yang lebih atau yang paling maju tingkatannya, antara lain rumput- rumputan dan tanaman golongan yang berkembang biak dengan biji, mempunyai sistem perakaran yang luas, untuk menyerap air dan mineral- mineral. Spermatophyta dibagi dalam 2 subdivision yaitu gymnospermae(biji terbuka) dan angiospermae. Biji merupakan hasil perkembang biakan seksual yang terdapat didalam buah yang terbagi 2 kelas yaitu kelas monokotil(berbiji satu) dan dikotil(berbiji dua).
     
B.   Biodiversitas hewan
       Dunia hewan terdiri atas avertebrata, yaitu hewan yang tidak mempunyai tulang punggung belakang, dan vetebrata, yaitu hewan yang tidak mempunyai tulang belakang.
1.      Avertebrata terdiri dari:

Phylum 1         : protozoa
Protozoa adalah hewan bersel satu yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Antony van leeuwenhoek adalah orang yang pertama- tama membuat deskripsi tentang protoplasma yang dikenal sebagai bentuk yang sederhana dari kehidupan hewan. Protozoa ditemukan pada air yang menggenang, danau, dan laut. Protozoa terbagi menjadi 4 kelas yaitu sarcodina, infusoria, mastigophora, dan sporozoa.

Phylum  2        : porifera
       Phylum ini termasuk hewan bunga karang. Spons yang biasa kita pakai untuk mandi adalah sel- selnya yang sudah mati dan hanya tinggal skeletnya. Spons atau hewan bunga karang adalah hewan bersel banyak di mana masing- masing sel berhubungan atau tergantung satu sama lain. Kebanyakan dari spons hidup dilautan pada air garam yang panas, tetapi beberapa di antaranya hidup di danau dan sungai dengan air tawar.

Phlum 3                       : Colenterata
       Hewan yang menarik ini sering disebut sebagai bunga laut. Misalnya, Jelly Fish ( ubur-ubur ) dapat memberikan sengatan yang parah. Di dalam air, Jelly Fish tampak seperti mangkuk yang tembus cahaya.

Phylum 4         : Platyhleminthen
       Cacing gepeng ini perkembanganya kurang dibandingkan dengan cacing-cacing lainya karena saluran pencernaanya hanya mempunyai satu lubang, di mana pengambilan makanan dan pengeluaran zat-zat sisa melalui lubang tersebut. Bila daging babi dimakan manusia dengan tidak dimasak terlebih dahulu, kista akan berkembang menjadi cacing pita yang dewasa di dalam usus halus.        

Phylum 5         : Nemathelminthes
       Cacing bundar ini pada umumnya adalah parasit. Saluran pencernaanya mempunyai dua lubang, ia tidak bersegmen. Tubuhnya terdiri dari  tiga lapisan sel . Genus dari cacing ini adalah cacing tambang. Larva dari cacing ini hidup dari tanah yang lembab atau panas, dan masuk ke dalam tubuh manusia melalui bagian kulit kaki yang tipis atau bagian tubuh lain yang berhubungan dengan tanah.

Phylum 6         : Annelida
       Ia merupakan cacing yang kompleks dengan struktur tubuh yang sudah maju. Contohnya adalah cacing tanah. Sering melekat pada ikan di mana ikan digunakan sebagai  tuan rumah ( hospes ).

Phylum 7         : Echinodermata
       Termasuk echinodermata adalah binatang  laut. Tubuhnya tersusun seperti roda atau binatang yang radial simetris. Mempunyai jaringan syaraf, tetapi tidak mempunyai otak.

Phylum 8         : Molluska
       Adalah hewan yang bertubuh lunak, terdapat di darat, laut dan air tawar. Kira-kira 90.000 spesies telah diidentifikasikan.Hewan-newan ini berbadan lunak dan tidak bersegmen. Kebanyakan mempunyai kulit pelindung. Karang tiram dan remis adalah bivalvula ( mempunyai dua katup ).

Phylum 9         : Antropoda
       Spesies dari phylum ini sekitar  70.000 telah diidentifikasikan. Merupakan avertebrata yang paling kompleks. Sifat-sifat dari phylum ini adalah mempunyai tiga pasang atau lebih kaki  tambahan. Kelas dari phylum ini adalah Crustaceae, Myriapoda, Arachnoidea, dan insekta.

2.      Vertebrata  
Phylum vertebrata merupakan subphylum paling dikenal dan paling dominan, mempunyai sistem syaraf yang sudah maju perkembangannya, dengan otak yang besar diliputi oleh rongga tengkorak. Vertebrata terdiri atau 5 kelas ialah:
a.       Pisces :  Pisces hidup di air tawar atau laut. Merupakan hewan berdarah dingin dengan jantung beruang dua. Tubuhnya diliputi oleh sisik yang berlumut dan mempunyai skelet gdari tulang. Pada satu waktu ikan dapat menghasilkan telur beribu-ribu. Fertilisasi terjadi ekstren. Ikan bernapas dengan ingsang,menerima oksigen dari udara yang larut di dalam air. Ikan juga meempunyai gelembung udara. Gelembung ini berisi udara dan menolong ikan dalam mengapung dan terjadi keseimbangan.
b.      Amphibia : Nama ini dari kenyatan bahwa hewan-hewan ini hidup dalam bentuk larva di dalam air, dan sesudah dewasa dapat hidup di darat amphimbia berdarah dingin. Fertilisasi terjadi ekstern di mana telurnya di letakan dalam air. Dari bentuk larva kemudaian berubah menjadi bentuk kecebong. Amphibi dewasa mempunyai jantung dengan tiga ruangan, dan kulit yang telanjang. Organ pernapasan berubah dari insang menjadi paru-paru. Amphibia dewasa masih dapat hidup di air atau sekitarnya, tetapi kemampuan untuk hidup di darat merupakan suatu kemajuan jika dibandingkan dengan ikan. Di samping kodok (rana) terdapat pula katak (bufo) dam slammander. Amphibi dapat menolaong manusia dengan memakan insekta.
c.       Reptilia : Reptilia adalah hewan berdarah dingin. Proses perkenbangannya tidak melalui tingkatan kecebong. Sebagian ada yang hidup di air, tetapi sebagian  besar hidup di darat. Fertilisasi terjadi intern, berarti didalam tubuh hewan betina. Dalam beberapa hal ada yang melahirkan, ada pula melalui jalur yang ditetaskan.sepanjang hidup,reptil bernapas dengan paru-paru. Jantung beruang 3, kecuali buaya mempunyai 4 uang. Kulit di liputi sisik. Reptil dapat menolong manusia dengan memakan insekta.
d.      Aves : Merupakan kelas pertama yang berdarah panas. Suhu badan tetap, berarti tidak dipengaruhi oleh keadaan luar. Bernapas dengan paru-paru. Jantung beruang 4. Kulitnya berbulu dan kakinya bersisik. Mempunyai sayap. Paroh tidak bergigi. Kebanyakan dapat terbang. Telur diliputi oleh kulit telur.
e.       Mamalia : Merupakan kelas yang paling maju dalam perkembanganya. Berdarah panas. Jantung beruang 4. Bernapas dengan paru-paru. Mempunyai rambut, dinding diafragma dan 7 ruas tulang leher.Terdapat suatu ordo di Australia yang disebut Platypus yang bertelur di sungai.

C.   Perkembangbiakan makhluk hidup
1.      Perkembangbiakan
            Sel memiliki peran penting. Metabolisme menyebabkan protoplasma semakin banyak dan besar. Contohnya; kecamba menjadi pohon besar, kecebong menjadi katak, dan janin menjadi manusia dewasa. Makin besar maka makin banyak sel dan akan terjadi pembelahan sel. Ada dua macam pembelahan sel tipe mitosis dan tipe amitosis.
a.       Amitosis
Pembelahan sel tipe amitosis disebut juga pembelahan sel secara langsung karena memang tidak melalui fase- fase tertentu. Proses pembelahan itu adalah sebagai berikut:
1.      Mula- mula terbentuk dinding baru pada sel dewasa dan inti sel mendekati dinding itu.
2.      Inti membelah dua dan bergerak menjauhi.
3.      Gerakan menjahuhi itu diikuti oleh dinding sel.
4.      Terbentuk dua sel anak yang akan berkembang menjadi dewasa dan membelah lagi dan seterusnya.
b.      Mitosis
Tipe pembelahan sel ini lebih kompleks daripada amitosis, sering disebut juga pembelahan tak langsung. Sebelum dua sel anak terbentuk, terlebih dahulu terjadi terjadi perubahan- perubahan dalam inti sel. Perubahan itu melalui 5 tingkatan atau fase yaitu:
1.      interfase : fase istirahat yaitu fase pesiapan pembelahan yang ditandai dengan replikasi DNA.
2.      Profase : nukleolus dan membran inti (karioteka) lenyap, benang- benang kromatin menebal menjadi kromatid.
3.      Metafase : semua kromatid mengatur diri, berjajar di bidang ekuator/ bidang pembelahan.
4.      Anafase : kedua kromatid berpisah, kromosom pada masing- masing kutub.
5.      Telofase : terjadi penebalan plasma pada bidang ekuator, terbentuk selaput pemisah pada bidang ekuator, dan terbentuk dua sel anak baru. 

2.      Perkembangan makhluk hidup bersel banyak
                   Yang dimaksud dengan makhluk hidup bersel banyak disini ialah tumbuhan, hewan, dan manusia.terdapat dua perkembangbiakan yaitu secara aseksual dan seksual.
a.       Aseksual
Merupakan pembentukan individu baru dari 1 induk tanpa melalui hubungan antara 2 sel kelamin. Yang termasuk dalam perkembangbiakan aseksual antara lain :
1.      Pembelahan kembar (amuba),
2.      Kuncupan (hydra, binatang bunga karang),
3.      Pembentukan spora (jamur), dan
4.      Cara vegetatif (setek, cangkok).
b.      Seksual
       Merupakan pembentukan individu baru terjadi melalui peleburan atau perpaduan antara 2 sel kelamin dan diperlukan 2 sel induk. Yang termasuk dalam perkembangbiakan seksual antara lain :
1.      Konjugasi (tumbuhan dan hewan tingkat rendah isogamet) dan
2.      Fertilasi (tumbuhan dan hewan tingkat tinggi zigot)


D.   Pembagian geografi berdasarkan wilayah iklim dan wilayah untuk binatang
Pembagian wilayah berdasarkan kondisi geografi yang berkaitan dengan kehidupan yang terdapat di dalamnya. Iklim tumbuhan dan hewan merupakan ekosistem skala besar yaitu habitat. Contoh habitat yaitu habitat padang pasir dan didalamnya ada faktor abiotik (pasir dan batu- batuan) dan faktor biotik (unta dan kaktus).
1.      Pembagian wilayah menurut iklim
a.       Daerah tropik : terdapat di sepanjang katulistiwa, 23,5 oLU dan 23,5 oLS, beriklim panas, matahari bersinar sepanjang tahun, perubahan suhu bulanan sedikit, dan curah hujan tinggi dan merata sepanjang tahun. Terdapat ribuan spesies, yang membentuk hutan tropik. Ciri- cirinya yaitu; pohon besar dan tinggi(20- 40 m), membentuk tajuk pohon yang luas, tanah dibawahnya tidak mendapat sinar, terdapat epifit, dilapisan terbawah ada rumput dan lumut, dan dalam hutan tropik terdapat beraneka ragam hewan. Dipedalam daerah tropik terdapat gurun pasir. Ciri- cirinya yaitu; ukuran kecil, tumbuh saat ada hujan, berbunga dan berbiji dalam ukuran kecil dan tahan lama, ada tumbuhan menahun dengan ciri daun kecil bahkan tidak berdaun, dilapisi zat lilin tebal dan memiliki akar panjang, dan hewan yang hidup yaitu jenis tikus, ular, kadal, semut, dan unta.
b.      Daerah subtropik : 23,5- 66,5 oLU atau oLS, iklim sedang, terdapat 4 musim yaitu musim panas, gugur, dingin, dan semi, rata- rata curah hujan tahunan 75- 100 cm, ciri- cir biomanya yaitu hutan luruh, gugur daun merupakan persiapan datangnya musim dingin, bersemi kembali setelah musim dingin terdapat salju, dan jumlah tumbuhan lebih sedikit.
c.       Daerah kutub : 66,5-90 oLU atau o LS. Pada musim panas matahari bersinar lebih dari 12 jam, musim dingin kurang dari 12 jam, biomanya disebut hutan taiga ( pohonya homogen. Pohon khasnya adalah khonifer. Hewan yang hidup dikawasan taiga : moose, beruang hitam, ayak, dan marten. Lebih ke utara belahan utara terdapat tundra, iklimnya disebut iklim kutub, mendapat sedikit energi radiasi surya. Perbedaan siang dan malam pada musim panas dan dingin sangat besar. Binatang khasnya : reender, musk oxen, dan beruang putih.
2.      Pembagian wilayah untuk binatang
a.       Daerah oriental. Asia selatan, Asia Tenggara, Indonesia bagian barat dan sebagian sebelah utara pegunungan himalaya. Gajah, harimau, kerbau, tapir dan kera.
b.      Daerah Australia. Indonesia bag. Timur, Australia dan pulau-pulau sekitarnya. Kangguru, koala, tupai terbang, wombat, bandicot.
c.       Daerah palaerctic. Asia Utara dan Eropa. Reider, Beruang, Bison, Kambing bertanduk besar, Keledai liar, Kucing kutub, hedgehog.
d.      Daerah Ethiopean. Benua Afrika. Singa, gajah, jerapah, kuda nil, gorila.
e.       Daerah Neotrphical. Amerika Selatan. Monyet, binatang pemakan semut, capybara, sioth, kinkojou.
f.       Daerah Nearctic. Amerika Utara. Bison, caribau, kucing gunung, mushkok.

E.    Persebaran Makhluk Hidup
Faktor Yang Mempengaruhi Persebaran Makhluk hidup
1.     Faktor Lingkungan

Dua faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup adalah faktor abiotik dan biotic.
Faktor abiotik merupakan factor fisik yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan tumbuhan dan hewan. Faktor abiotik meliputi:
v Iklim (klimatik)
Iklim berpengaruh besar terhadap kehidupan. Unsur-unsur iklim sebagai berikut:
1.    Suhu
Kodisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, karena jenis spesies tertentu memiliki persyaratan suhu lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi kehidupannya, serta batas suhu maksimum dan minimum untuk tumbuh yang dinamakan tolerensi spesies terhadap suhu. Suhu bagi tumbuh-tumbuhan merupakan faktor pengontrol bagi persebarannya sesuai dengan letak lintang, ketinggian dan sebagainya. Penamaan habitat tumbuhan biasanya sama dengan nama-nama wilayah berdasarkan lintang buminya, seperti vegetasi hutan tropik, vegetasi lintang sedang, dan sebagainya.


2.     Kelembaban udara
Kelembaban berpengaruh langsung terhadap kehidupan tumbuhan. Ada tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah kering, daerah lembab bahkan ada yang dapat hidup di daerah yang sangat basah.
Berdasarkan tingkat kelembaban lingkungan habitatnya, dunia tumbuhan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Xerophyta (Xerofit), yaitu tumbuhan yang sangat tahan terhadap lingkungan kering atau kondisi kelembaban udara yang sangat rendah, misalnya kaktus.
b. Mesophyta (Mesofit), yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang lembab tetapi tidak basah, seperti anggrek dan cendawan.
c. Hygrophyta (Higrofit), yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah basah, seperti teratai, eceng gondok, dan selada air
d. Tropophyta (Tropofit), yaitu jenis tumbuh-tumbuhan yang mampu beradaptasi terhadap perubahan musim hujan dan musim kemarau. Tropophyta merupakan tumbuhan khas iklim muson tropik. Kaktus Anggrek Lotus Cendawan/jamur

3.      Angin
Angin sangat membantu dalam proses penyerbukan atau pembuahan beberapa jenis tumbuhan, sehingga proses regenerasi tumbuhan dapat berlangsung. Bahkan ada tumbuhan tertentu yang penyebaran benihnya dilakukan oleh angin. Contohnya, ilalang atau sejenis rumput-rumputan.


4.     Curah hujan
Untuk memenuhi kebutuhan akan air, tumbuh-tumbuhan sangat tergantung pada curah hujan dan kelembaban udara. Banyak sedikitnya jumlah curah hujan di suatu tempat akan membentuk karakter yang khas bagi formasi-formasi vegetasi di muka bumi. Kekhasan jenis-jenis vegetasi, dapat mengakibatkan adanya hewan-hewan yang khas pada lingkungan vegetasi tertentu, karena tunbuh-tumbuhan merupakan produsen yang menyediakan makanan bagi hewan. Misalnya, di daerah padanh rumput akan terdapat hewan khas seperti kijang, biri-biri, dan sapi, sedangkan hewan pemangsanya adalah singa dan harimau.

2.      Faktor Sejarah Geologi
Kira-kira 200  juta tahun yang lalu, yaitu pada periode jurasik awal, benua-benua utama bersatu dalam superbenua (supercontinent) yang disebut Pangaea. Hipotesis ini disampaikan seorang ilmuwan Jerman. Alfred Weneger pada tahun 1915. hipotesis ini disampaikan lewat bukunya yang berjudul Asal-usul Benua-benua dan Lautan.
Pada awal tahun 1960-an, bukti-bukti mengenai pergerakan/pergeseran benua (continental drift) berhasil ditemukan. Benua-benua yang tergabung dalam Pangea mulai memisah secara bertahap. Terbukanya laut Atlantik Selatan dimulai kira-kira 125-130 juta tahun lalu, sehingga Afrika dan Amerika  Selatan bersatu secara langsung. Namun, Amerika Selatan juga telah bergerak perlahan ke Amerika Barat dan keduanya dihubungkan tanah genting Panama. Ini terjadi kira-kira 3,6 juta tahun yang lalu. Saat “jembatan” Panama terbentuk secara sempurna, beberapa hewan dan tumbuhan dari Amerika Selatan termasuk Oposum dan Armadillo bermigrasi ke Amerika Barat. Pada saat yang bersamaan beberapa hewn dan tumbuhan dari Amerika Barat seperti oak, hewan rusa, dan beruang bermigrasi ke Amerika Selatan. Jadi perubahan posisi baik dalam skala besar maupun kecil berpengaruh besar dalam pola distribusi organisme, seperti yang kita saksikan saat ini. Contoh lain adalah burung-burung yang tidak dapat terbang, misalnya ostriks, rhea, emu, kasuari dan kiwi terlihat memiliki divergensi percabangan sangat awal dalam perjalanan evolusi dari semua kelompok burung lainnya. Akibatnya terjadilah subspesies tadi.
Australia adalah contoh yang sesuai untuk mengetahui bagaimana gerakan benua-benua memengaruhi sifat dan distribusi organisme. Sampai kira-kira 53 juta tahun lalu, Australia dihubungkan dengan Antartika. Hewan khas Australi, yaitu mamalia berkantung (marsupialia), yang ada pula meski sedikit di Amerika Selatan, secara nyata terlihat sudah bergerak di antara kedua benua ini lewat Antartika.
3.      Faktor Penghambat Fisik
Faktor penghambat fisik disebut juga penghalang geografi atau barrier (isolasi geografi) seperti daratan (land barrier), perairan (water barrier), dan penggentingan daratan (isthmus). Contohnya adalah: gunung yang tinggi, padang pasir, sungai atau lautan membatasi penyebaran dan kompetisi dari suatu spesies. Contoh kasusnya adalah terjadinya subspesies burung finch di kepulauan Galapagos akibat isolasi geografis. Di kepulauan tersebut, Charles Darwin menemukan 14 spesies burung finch yang diduga berasal dari satu jenis burung finch dari Amerika Selatan. Perbedaan burung finch tersebut akibat keadaan lingkungan yang berbeda. Perbedaannya terletak pada ukuran dan bentuk paruhnya. Perbedaan ini ada hubungannya dengan jenis makanan.

Ketiga faktor tersebut dapat kita sebut sebagai faktor geografik. Di samping faktor geografik masih ada faktor genetik, baik variasi yang dihasilkan dari perkawinan maupun mutasi genetik.





F.    Faktor yang Mempengaruhi Keanekaragaman Makhluk Hidup
Faktor yang mempengaruhi keaneka ragaman makhluk hidup adalah :
1. Gen
        Gen adalah substansi kimia yang menentukan sifat keturunan yang terdapat di dalam lokus kromosom. Setiap individu makhluk hidup memiliki mempunyai kromosom yang tersusun atas benang – benang pembawa sifat keturunan yang terdapat di dalam inti sel, sehingga seluruh organisme yang ada di permukaan bumi mempunyai kerangka komponen dasar yang tersusun atas ribuan, bahkan jutaan factor yang menurun.

2. Spesies
      Spesies adalah individu yang memiliki persamaan ciri secara morfologis, anatomis, fisiologis, serta mampu kawin dengan sesamanya, sehingga menghasilkan keturunan untuk melanjutkan generasinya.







BAB 3
Penutup

Kesimpulan
Keanekaragaman Hayati adalah keseluruhan variasi berupa bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang dapat ditemukan pada makhluk hidup. Setiap makhluk hidup memiliki ciri dan tempat hidup yang berbeda.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaranya sebagai berikut:
1.      Faktor lingkungan
2.      Faktor sejarah geologi
3.      Faktor penghambat fisik
Faktor yang mempengaruhi keanekaragam makhluk hidup yaitu:
1.      Gen
2.      spesies


Daftar Pustaka
Mardiastutik,Wiwik Endang.2010.Mengenal Tumbuhan.Bekasi:Mitra Utama.
Mas’ud,Ibnu Danjoko Paryono.1998.Ilmu Alamiah Dasar.Bandung:Cv Pustaka Setia.
Amin Hasan.1977.Makhluk Hidup Hewan. Jakarta:PN Balai Pustaka
 













Tidak ada komentar:

Posting Komentar