Bab 1
Pendahuluan
A.
Latar belakang
Keanekaragaman adalah perbedaan di
antara makhluk hidup yang hidup yang berbeda jenis dan speciesnya.sedangkan
Pengertian Keanekaragaman Hayati adalah keseluruhan variasi berupa bentuk,
penampilan, jumlah, dan sifat yang dapat ditemukan pada makhluk hidup. Setiap makhluk hidup memiliki
ciri dan tempat hidup yang berbeda. Bagaimana
keanekaragaman di dunia terjadi? Keanekaragaman makhluk terjadi karena adanya
perbedaan sifat, seperti: ukuran, bentuk, warna, fungsi organ, tempat hidup dan
lain–lain. Keanekargaman makhluk hidup sangat penting bagi kelangsungan dan
kelestarian makhluk hidup. Suatu kelompok makhluk hidup yang memiliki
kelestarian tinggi, terdapat keanekaragaman yang tinggi. Sebaliknya makhluk
hidup yang memiliki tingkat kelestarian rendah, terdapat keanekaragaman rendah
dan terancam punah. Faktor-faktor yang menyebabkan
timbulnya keanekaragaman makhluk hidup adalah : Mutasi adalah peristiwa
perubahan yang disebabkan oleh faktor internal seperti materi genetik atau faktor
lingkungan, seperti radiasi dan suhu. Rekombinasi adalah proses atau peristiwa
yang berakibat terbentuknya kombinasi gen baru pada kromosom. Individu baru
dari reproduksi seksual akan memiliki faktor keturunan dari kedua induknya.
B.
Rumusan masalah:
- Apakah pengertian keanekaragaman makhluk hidup?
- Apaka yang di maksud dengan biodivitas tumbuhan dan hewan?
- Bagaimanakah perkembangbiakan seksual dan aseksual?
- Bagaimanakah pembagian geografinya?
C.
Tujuan
Tujuan
penulis makalah yaitu sebagai berikut:
- Membahas tentang biodiversitas tumbuhan.
- Membahas tentang biodiversitas hewan.
- Membahas tentang perkembangbiakan makhluk hidup.
- Mengetahui pembagian geografi berdasarkan wilayah iklim dan wilayah untuk binatang.
Bab 2
Pembahasan
A.
Biodiversitas tumbuhan
Biodiversitas
tumbuhan adalah keanekaragaman tumbuhan. Ciri- ciri umum tumbuhan yaitu bersel
banyak, selnya memiliki dinding sel, memiliki klorofil, autotrof, dan memiliki
akar, batang, dan daun. Dasar pengelompokan biodiversitas tumbuhan terbagi
menjadi 4 yaitu;
1.
Thallophyta
(tumbuhan bertallus)
Merupakan tanaman yang paling sederhana.
Tidak mempunyai akar, batang, dan daun yang sebenarnya. Ada yang uniselluler,
ada pula yang multiselluler. Thallophyta dibagi dalam 2 subdivision ialah
ganggang dan jamur.
2.
Bryophyta (tumbuhan
lumut)
Merupakan tanaman dengan daun- daun yang
sederhana dan bagian- bagian yang menyerupai akar dan batang. Bryophyta atau
lumut dibagi dalam lumut hati dan lumut daun, mempunyai khlorophil.
3.
Pterodophyta
(tumbuhan paku)
Merupakan tingkatan yang lebih maju lagi.
Sudah mempunyai daun, batang, dan akar yang sebenarnya. Cara berkembang biak
belum menggunakan biji, tetapi masih dengan spora.
4.
Spermatophyta
(tumbuhan berbiji)
Merupakan tingkatan yang lebih atau yang
paling maju tingkatannya, antara lain rumput- rumputan dan tanaman golongan yang
berkembang biak dengan biji, mempunyai sistem perakaran yang luas, untuk
menyerap air dan mineral- mineral. Spermatophyta dibagi dalam 2 subdivision
yaitu gymnospermae(biji terbuka) dan angiospermae. Biji merupakan hasil
perkembang biakan seksual yang terdapat didalam buah yang terbagi 2 kelas yaitu
kelas monokotil(berbiji satu) dan dikotil(berbiji dua).
B.
Biodiversitas hewan
Dunia hewan terdiri atas avertebrata,
yaitu hewan yang tidak mempunyai tulang punggung belakang, dan vetebrata, yaitu
hewan yang tidak mempunyai tulang belakang.
1.
Avertebrata
terdiri dari:
Phylum
1 : protozoa
Protozoa
adalah hewan bersel satu yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop.
Antony van leeuwenhoek adalah orang yang pertama- tama membuat deskripsi
tentang protoplasma yang dikenal sebagai bentuk yang sederhana dari kehidupan
hewan. Protozoa ditemukan pada air yang menggenang, danau, dan laut. Protozoa
terbagi menjadi 4 kelas yaitu sarcodina, infusoria, mastigophora, dan sporozoa.
Phylum
2 :
porifera
Phylum ini termasuk hewan bunga karang.
Spons yang biasa kita pakai untuk mandi adalah sel- selnya yang sudah mati dan
hanya tinggal skeletnya. Spons atau hewan bunga karang adalah hewan bersel
banyak di mana masing- masing sel berhubungan atau tergantung satu sama lain.
Kebanyakan dari spons hidup dilautan pada air garam yang panas, tetapi beberapa
di antaranya hidup di danau dan sungai dengan air tawar.
Phlum
3 : Colenterata
Hewan yang menarik ini sering disebut
sebagai bunga laut. Misalnya, Jelly Fish ( ubur-ubur ) dapat memberikan
sengatan yang parah. Di dalam air, Jelly Fish tampak seperti mangkuk yang
tembus cahaya.
Phylum
4 : Platyhleminthen
Cacing gepeng ini perkembanganya kurang
dibandingkan dengan cacing-cacing lainya karena saluran pencernaanya hanya mempunyai
satu lubang, di mana pengambilan makanan dan pengeluaran zat-zat sisa melalui
lubang tersebut. Bila daging babi dimakan manusia dengan tidak dimasak terlebih
dahulu, kista akan berkembang menjadi cacing pita yang dewasa di dalam
usus halus.
Phylum
5 : Nemathelminthes
Cacing bundar ini pada umumnya adalah
parasit. Saluran pencernaanya mempunyai dua lubang, ia tidak bersegmen.
Tubuhnya terdiri dari tiga lapisan sel .
Genus dari cacing ini adalah cacing tambang. Larva dari cacing ini hidup dari
tanah yang lembab atau panas, dan masuk ke dalam tubuh manusia melalui bagian
kulit kaki yang tipis atau bagian tubuh lain yang berhubungan dengan tanah.
Phylum
6 : Annelida
Ia merupakan cacing yang kompleks dengan
struktur tubuh yang sudah maju. Contohnya adalah cacing tanah. Sering melekat
pada ikan di mana ikan digunakan sebagai
tuan rumah ( hospes ).
Phylum
7 : Echinodermata
Termasuk echinodermata adalah
binatang laut. Tubuhnya tersusun seperti
roda atau binatang yang radial simetris. Mempunyai jaringan syaraf, tetapi
tidak mempunyai otak.
Phylum
8 : Molluska
Adalah hewan yang bertubuh lunak,
terdapat di darat, laut dan air tawar. Kira-kira 90.000 spesies telah
diidentifikasikan.Hewan-newan ini berbadan lunak dan tidak bersegmen.
Kebanyakan mempunyai kulit pelindung. Karang tiram dan remis adalah bivalvula (
mempunyai dua katup ).
Phylum
9 : Antropoda
Spesies dari phylum ini sekitar 70.000 telah diidentifikasikan. Merupakan
avertebrata yang paling kompleks. Sifat-sifat dari phylum ini adalah mempunyai
tiga pasang atau lebih kaki tambahan.
Kelas dari phylum ini adalah Crustaceae, Myriapoda, Arachnoidea, dan insekta.
2. Vertebrata
Phylum
vertebrata merupakan subphylum paling dikenal dan paling dominan, mempunyai
sistem syaraf yang sudah maju perkembangannya, dengan otak yang besar diliputi
oleh rongga tengkorak. Vertebrata terdiri atau 5 kelas ialah:
a. Pisces : Pisces
hidup di air tawar atau laut. Merupakan hewan berdarah dingin dengan jantung
beruang dua. Tubuhnya diliputi oleh sisik yang berlumut dan mempunyai skelet
gdari tulang. Pada satu waktu ikan dapat menghasilkan telur beribu-ribu.
Fertilisasi terjadi ekstren. Ikan bernapas dengan ingsang,menerima oksigen dari
udara yang larut di dalam air. Ikan juga meempunyai gelembung udara. Gelembung
ini berisi udara dan menolong ikan dalam mengapung dan terjadi keseimbangan.
b. Amphibia : Nama ini dari kenyatan bahwa hewan-hewan ini
hidup dalam bentuk larva di dalam air, dan sesudah dewasa dapat hidup di darat
amphimbia berdarah dingin. Fertilisasi terjadi ekstern di mana telurnya di
letakan dalam air. Dari bentuk larva kemudaian berubah menjadi bentuk kecebong.
Amphibi dewasa mempunyai jantung dengan tiga ruangan, dan kulit yang telanjang.
Organ pernapasan berubah dari insang menjadi paru-paru. Amphibia dewasa masih
dapat hidup di air atau sekitarnya, tetapi kemampuan untuk hidup di darat
merupakan suatu kemajuan jika dibandingkan dengan ikan. Di samping kodok (rana)
terdapat pula katak (bufo) dam slammander. Amphibi dapat menolaong manusia
dengan memakan insekta.
c. Reptilia : Reptilia adalah hewan berdarah dingin. Proses
perkenbangannya tidak melalui tingkatan kecebong. Sebagian ada yang hidup di
air, tetapi sebagian besar hidup di
darat. Fertilisasi terjadi intern, berarti didalam tubuh hewan betina. Dalam
beberapa hal ada yang melahirkan, ada pula melalui jalur yang
ditetaskan.sepanjang hidup,reptil bernapas dengan paru-paru. Jantung beruang 3,
kecuali buaya mempunyai 4 uang. Kulit di liputi sisik. Reptil dapat menolong
manusia dengan memakan insekta.
d. Aves : Merupakan kelas pertama yang berdarah panas. Suhu
badan tetap, berarti tidak dipengaruhi oleh keadaan luar. Bernapas dengan
paru-paru. Jantung beruang 4. Kulitnya berbulu dan kakinya bersisik. Mempunyai
sayap. Paroh tidak bergigi. Kebanyakan dapat terbang. Telur diliputi oleh kulit
telur.
e. Mamalia : Merupakan kelas yang paling maju dalam
perkembanganya. Berdarah panas. Jantung beruang 4. Bernapas dengan paru-paru.
Mempunyai rambut, dinding diafragma dan 7 ruas tulang leher.Terdapat suatu ordo
di Australia yang disebut Platypus yang bertelur di sungai.
C. Perkembangbiakan
makhluk hidup
1. Perkembangbiakan
Sel memiliki peran penting.
Metabolisme menyebabkan protoplasma semakin banyak dan besar. Contohnya;
kecamba menjadi pohon besar, kecebong menjadi katak, dan janin menjadi manusia
dewasa. Makin besar maka makin banyak sel dan akan terjadi pembelahan sel. Ada dua
macam pembelahan sel tipe mitosis dan tipe amitosis.
a.
Amitosis
Pembelahan
sel tipe amitosis disebut juga pembelahan sel secara langsung karena memang
tidak melalui fase- fase tertentu. Proses pembelahan itu adalah sebagai
berikut:
1.
Mula- mula
terbentuk dinding baru pada sel dewasa dan inti sel mendekati dinding itu.
2.
Inti
membelah dua dan bergerak menjauhi.
3.
Gerakan
menjahuhi itu diikuti oleh dinding sel.
4.
Terbentuk
dua sel anak yang akan berkembang menjadi dewasa dan membelah lagi dan
seterusnya.
b.
Mitosis
Tipe
pembelahan sel ini lebih kompleks daripada amitosis, sering disebut juga
pembelahan tak langsung. Sebelum dua sel anak terbentuk, terlebih dahulu
terjadi terjadi perubahan- perubahan dalam inti sel. Perubahan itu melalui 5
tingkatan atau fase yaitu:
1.
interfase :
fase istirahat yaitu fase pesiapan pembelahan yang ditandai dengan replikasi
DNA.
2.
Profase :
nukleolus dan membran inti (karioteka) lenyap, benang- benang kromatin menebal
menjadi kromatid.
3.
Metafase :
semua kromatid mengatur diri, berjajar di bidang ekuator/ bidang pembelahan.
4.
Anafase :
kedua kromatid berpisah, kromosom pada masing- masing kutub.
5.
Telofase :
terjadi penebalan plasma pada bidang ekuator, terbentuk selaput pemisah pada
bidang ekuator, dan terbentuk dua sel anak baru.
2.
Perkembangan
makhluk hidup bersel banyak
Yang
dimaksud dengan makhluk hidup bersel banyak disini ialah tumbuhan, hewan, dan
manusia.terdapat dua perkembangbiakan yaitu secara aseksual dan seksual.
a.
Aseksual
Merupakan
pembentukan individu baru dari 1 induk tanpa melalui hubungan antara 2 sel
kelamin. Yang termasuk dalam perkembangbiakan aseksual antara lain :
1.
Pembelahan
kembar (amuba),
2.
Kuncupan
(hydra, binatang bunga karang),
3.
Pembentukan
spora (jamur), dan
4.
Cara
vegetatif (setek, cangkok).
b.
Seksual
Merupakan pembentukan individu baru
terjadi melalui peleburan atau perpaduan antara 2 sel kelamin dan diperlukan 2
sel induk. Yang termasuk dalam perkembangbiakan seksual antara lain :
1.
Konjugasi
(tumbuhan dan hewan tingkat rendah isogamet) dan
2.
Fertilasi
(tumbuhan dan hewan tingkat tinggi zigot)
D.
Pembagian geografi berdasarkan wilayah iklim dan wilayah
untuk binatang
Pembagian wilayah berdasarkan kondisi geografi yang berkaitan
dengan kehidupan yang terdapat di dalamnya. Iklim tumbuhan dan hewan merupakan
ekosistem skala besar yaitu habitat. Contoh habitat yaitu habitat padang pasir
dan didalamnya ada faktor abiotik (pasir dan batu- batuan) dan faktor biotik
(unta dan kaktus).
1. Pembagian wilayah menurut iklim
a. Daerah tropik : terdapat di sepanjang katulistiwa, 23,5 oLU
dan 23,5 oLS, beriklim panas, matahari bersinar sepanjang tahun,
perubahan suhu bulanan sedikit, dan curah hujan tinggi dan merata sepanjang
tahun. Terdapat ribuan spesies, yang membentuk hutan tropik. Ciri- cirinya
yaitu; pohon besar dan tinggi(20- 40 m), membentuk tajuk pohon yang luas, tanah
dibawahnya tidak mendapat sinar, terdapat epifit, dilapisan terbawah ada rumput
dan lumut, dan dalam hutan tropik terdapat beraneka ragam hewan. Dipedalam
daerah tropik terdapat gurun pasir. Ciri- cirinya yaitu; ukuran kecil, tumbuh
saat ada hujan, berbunga dan berbiji dalam ukuran kecil dan tahan lama, ada
tumbuhan menahun dengan ciri daun kecil bahkan tidak berdaun, dilapisi zat
lilin tebal dan memiliki akar panjang, dan hewan yang hidup yaitu jenis tikus,
ular, kadal, semut, dan unta.
b. Daerah subtropik : 23,5- 66,5 oLU atau oLS,
iklim sedang, terdapat 4 musim yaitu musim panas, gugur, dingin, dan semi,
rata- rata curah hujan tahunan 75- 100 cm, ciri- cir biomanya yaitu hutan
luruh, gugur daun merupakan persiapan datangnya musim dingin, bersemi kembali
setelah musim dingin terdapat salju, dan jumlah tumbuhan lebih sedikit.
c. Daerah kutub : 66,5-90 oLU atau o
LS. Pada musim panas matahari bersinar lebih dari 12 jam, musim dingin kurang
dari 12 jam, biomanya disebut hutan taiga ( pohonya homogen. Pohon khasnya
adalah khonifer. Hewan yang hidup dikawasan taiga : moose, beruang hitam, ayak,
dan marten. Lebih ke utara belahan utara terdapat tundra, iklimnya disebut
iklim kutub, mendapat sedikit energi radiasi surya. Perbedaan siang dan malam
pada musim panas dan dingin sangat besar. Binatang khasnya : reender, musk
oxen, dan beruang putih.
2.
Pembagian
wilayah untuk binatang
a.
Daerah oriental.
Asia selatan, Asia Tenggara, Indonesia bagian barat dan sebagian sebelah utara
pegunungan himalaya. Gajah, harimau, kerbau, tapir dan kera.
b.
Daerah
Australia. Indonesia bag. Timur, Australia dan pulau-pulau sekitarnya.
Kangguru, koala, tupai terbang, wombat, bandicot.
c.
Daerah
palaerctic. Asia Utara dan Eropa. Reider, Beruang, Bison, Kambing bertanduk
besar, Keledai liar, Kucing kutub, hedgehog.
d.
Daerah
Ethiopean. Benua Afrika. Singa, gajah, jerapah, kuda nil, gorila.
e.
Daerah
Neotrphical. Amerika Selatan. Monyet, binatang pemakan semut, capybara, sioth,
kinkojou.
f.
Daerah Nearctic.
Amerika Utara. Bison, caribau, kucing gunung, mushkok.
E.
Persebaran Makhluk Hidup
Faktor Yang Mempengaruhi Persebaran Makhluk
hidup
1. Faktor Lingkungan
Dua faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup adalah faktor abiotik dan biotic.
Faktor abiotik merupakan
factor fisik yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan tumbuhan dan hewan.
Faktor abiotik meliputi:
v Iklim (klimatik)
Iklim berpengaruh besar
terhadap kehidupan. Unsur-unsur iklim sebagai berikut:
1. Suhu
Kodisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, karena jenis spesies tertentu memiliki persyaratan suhu lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi kehidupannya, serta batas suhu maksimum dan minimum untuk tumbuh yang dinamakan tolerensi spesies terhadap suhu. Suhu bagi tumbuh-tumbuhan merupakan faktor pengontrol bagi persebarannya sesuai dengan letak lintang, ketinggian dan sebagainya. Penamaan habitat tumbuhan biasanya sama dengan nama-nama wilayah berdasarkan lintang buminya, seperti vegetasi hutan tropik, vegetasi lintang sedang, dan sebagainya.
Kodisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, karena jenis spesies tertentu memiliki persyaratan suhu lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi kehidupannya, serta batas suhu maksimum dan minimum untuk tumbuh yang dinamakan tolerensi spesies terhadap suhu. Suhu bagi tumbuh-tumbuhan merupakan faktor pengontrol bagi persebarannya sesuai dengan letak lintang, ketinggian dan sebagainya. Penamaan habitat tumbuhan biasanya sama dengan nama-nama wilayah berdasarkan lintang buminya, seperti vegetasi hutan tropik, vegetasi lintang sedang, dan sebagainya.
2. Kelembaban
udara
Kelembaban berpengaruh langsung
terhadap kehidupan tumbuhan. Ada tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah kering,
daerah lembab bahkan ada yang dapat hidup di daerah yang sangat basah.
Berdasarkan tingkat kelembaban lingkungan habitatnya, dunia tumbuhan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Xerophyta (Xerofit), yaitu tumbuhan yang sangat tahan terhadap lingkungan kering atau kondisi kelembaban udara yang sangat rendah, misalnya kaktus.
b. Mesophyta (Mesofit), yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang lembab tetapi tidak basah, seperti anggrek dan cendawan.
c. Hygrophyta (Higrofit), yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah basah, seperti teratai, eceng gondok, dan selada air
Berdasarkan tingkat kelembaban lingkungan habitatnya, dunia tumbuhan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Xerophyta (Xerofit), yaitu tumbuhan yang sangat tahan terhadap lingkungan kering atau kondisi kelembaban udara yang sangat rendah, misalnya kaktus.
b. Mesophyta (Mesofit), yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang lembab tetapi tidak basah, seperti anggrek dan cendawan.
c. Hygrophyta (Higrofit), yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah basah, seperti teratai, eceng gondok, dan selada air
d. Tropophyta (Tropofit), yaitu
jenis tumbuh-tumbuhan yang mampu beradaptasi terhadap perubahan musim hujan dan
musim kemarau. Tropophyta merupakan tumbuhan khas iklim muson tropik. Kaktus
Anggrek Lotus Cendawan/jamur
3. Angin
Angin sangat membantu dalam
proses penyerbukan atau pembuahan beberapa jenis tumbuhan, sehingga proses
regenerasi tumbuhan dapat berlangsung. Bahkan ada tumbuhan tertentu yang
penyebaran benihnya dilakukan oleh angin. Contohnya, ilalang atau sejenis
rumput-rumputan.
4. Curah
hujan
Untuk memenuhi kebutuhan
akan air, tumbuh-tumbuhan sangat tergantung pada curah hujan dan kelembaban
udara. Banyak sedikitnya jumlah curah hujan di suatu tempat akan membentuk
karakter yang khas bagi formasi-formasi vegetasi di muka bumi. Kekhasan
jenis-jenis vegetasi, dapat mengakibatkan adanya hewan-hewan yang khas pada
lingkungan vegetasi tertentu, karena tunbuh-tumbuhan merupakan produsen yang
menyediakan makanan bagi hewan. Misalnya, di daerah padanh rumput akan terdapat
hewan khas seperti kijang, biri-biri, dan sapi, sedangkan hewan pemangsanya
adalah singa dan harimau.
2. Faktor Sejarah Geologi
Kira-kira 200 juta tahun
yang lalu, yaitu pada periode jurasik awal, benua-benua utama bersatu dalam
superbenua (supercontinent) yang disebut Pangaea. Hipotesis ini
disampaikan seorang ilmuwan Jerman. Alfred Weneger pada tahun 1915. hipotesis
ini disampaikan lewat bukunya yang berjudul Asal-usul Benua-benua dan Lautan.
Pada awal tahun 1960-an,
bukti-bukti mengenai pergerakan/pergeseran benua (continental drift)
berhasil ditemukan. Benua-benua yang tergabung dalam Pangea mulai memisah
secara bertahap. Terbukanya laut Atlantik Selatan dimulai kira-kira 125-130
juta tahun lalu, sehingga Afrika dan Amerika Selatan bersatu secara
langsung. Namun, Amerika Selatan juga telah bergerak perlahan ke Amerika Barat
dan keduanya dihubungkan tanah genting Panama. Ini terjadi kira-kira 3,6 juta
tahun yang lalu. Saat “jembatan” Panama terbentuk secara sempurna, beberapa
hewan dan tumbuhan dari Amerika Selatan termasuk Oposum dan Armadillo
bermigrasi ke Amerika Barat. Pada saat yang bersamaan beberapa hewn dan
tumbuhan dari Amerika Barat seperti oak, hewan rusa, dan beruang bermigrasi ke
Amerika Selatan. Jadi perubahan posisi baik dalam skala besar maupun kecil
berpengaruh besar dalam pola distribusi organisme, seperti yang kita saksikan
saat ini. Contoh lain adalah burung-burung yang tidak dapat terbang, misalnya
ostriks, rhea, emu, kasuari dan kiwi terlihat memiliki divergensi percabangan
sangat awal dalam perjalanan evolusi dari semua kelompok burung lainnya.
Akibatnya terjadilah subspesies tadi.
Australia adalah contoh yang
sesuai untuk mengetahui bagaimana gerakan benua-benua memengaruhi sifat dan
distribusi organisme. Sampai kira-kira 53 juta tahun lalu, Australia
dihubungkan dengan Antartika. Hewan khas Australi, yaitu mamalia berkantung
(marsupialia), yang ada pula meski sedikit di Amerika Selatan, secara nyata
terlihat sudah bergerak di antara kedua benua ini lewat Antartika.
3. Faktor Penghambat Fisik
Faktor penghambat fisik disebut
juga penghalang geografi atau barrier (isolasi geografi) seperti daratan
(land barrier), perairan (water barrier), dan penggentingan daratan
(isthmus). Contohnya adalah: gunung yang tinggi, padang pasir, sungai
atau lautan membatasi penyebaran dan kompetisi dari suatu spesies. Contoh
kasusnya adalah terjadinya subspesies burung finch di kepulauan Galapagos
akibat isolasi geografis. Di kepulauan tersebut, Charles Darwin menemukan 14
spesies burung finch yang diduga berasal dari satu jenis burung finch dari
Amerika Selatan. Perbedaan burung finch tersebut akibat keadaan lingkungan yang
berbeda. Perbedaannya terletak pada ukuran dan bentuk paruhnya. Perbedaan ini
ada hubungannya dengan jenis makanan.
Ketiga faktor tersebut dapat kita sebut sebagai
faktor geografik. Di samping faktor geografik masih ada faktor genetik, baik
variasi yang dihasilkan dari perkawinan maupun mutasi genetik.
F.
Faktor yang
Mempengaruhi Keanekaragaman Makhluk Hidup
1. Gen
Gen adalah substansi kimia yang
menentukan sifat keturunan yang terdapat di dalam lokus kromosom. Setiap
individu makhluk hidup memiliki mempunyai kromosom yang tersusun atas benang –
benang pembawa sifat keturunan yang terdapat di dalam inti sel, sehingga
seluruh organisme yang ada di permukaan bumi mempunyai kerangka komponen dasar
yang tersusun atas ribuan, bahkan jutaan factor yang menurun.
2. Spesies
Spesies adalah individu yang memiliki
persamaan ciri secara morfologis, anatomis, fisiologis, serta mampu kawin
dengan sesamanya, sehingga menghasilkan keturunan untuk melanjutkan
generasinya.
BAB 3
Penutup
Kesimpulan
Keanekaragaman
Hayati adalah keseluruhan variasi berupa bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat
yang dapat ditemukan pada makhluk hidup. Setiap
makhluk hidup memiliki ciri dan tempat hidup yang berbeda.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi persebaranya sebagai berikut:
1.
Faktor
lingkungan
2.
Faktor sejarah geologi
3.
Faktor penghambat fisik
Faktor yang
mempengaruhi keanekaragam makhluk hidup yaitu:
1.
Gen
2.
spesies
Daftar Pustaka
Mardiastutik,Wiwik Endang.2010.Mengenal Tumbuhan.Bekasi:Mitra Utama.
Mas’ud,Ibnu Danjoko Paryono.1998.Ilmu Alamiah Dasar.Bandung:Cv Pustaka Setia.
Amin Hasan.1977.Makhluk
Hidup Hewan. Jakarta:PN Balai Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar